Thursday 25 August 2016

Perkembangan Budaya Organisasi



Perkembangan budaya organisasi
A.    Perekayasaan budaya organisasi
Ada dua pandangan yang bersebrangan mengenai proses terbentuknya budaya organisasi. Di satu pihak para ahli yang sependapat bahwa budaya organisasi tidak dapat di rekayasa, di antaranya Umar Kayam dan Franz Magnis-Suseno. Di pihak lain, ada pakar yang ragu-ragu, diantaranya Rachmadi A. Triono. Selain itu  ada pakar yang sependapat bahwa budaya perusahaan dapat di rekayasa, diantaranya Sjamsir Kadir dan Yio checki.
B.     Tumbuh dan perkembanganya budaya organisasi
Kinerja organisasi yang tinggi tidak saja di capai melalui aspek etika (kinerja etis), tetapi juga berhubungan erat dengan budaya perusahaan (corporate culture) yang  di kembangkan.tumbuh dan berkembangnya budaya organisasi melalui beberapa tahapan,
1.      Pendiri memiliki gagasan yang berupa visi dan misi organisasi.
2.      Pemilik berusaha mewujudkan kepercayaan pada posisi strategis dan menentukan kebijakan strategis melalui penerapan konsep requisite oraganization (RO).
3.      Orang-orang kepercayaan yang di tempatkan pada posisi strategis mengawali dengan serangkaian tindakan menumbuhkan nyata untuk menumbuhkembangkan perusahaan.
4.      Orang-orang lain dibawa kedalam perusahaan untuk berkarya secara bersama-sama dengan pemilik, staf administrasi dan buruh.
C.     Peran dan struktur manusia dalam perkembangan budaya organisasi
Pendiri organisasi memilki peran sebagai peletak dasar visi dan misi organisasi kebijakan dan strategi tertentu melalui media lisan (pertemuan tatap muka, latihan, contoh langsung, dan percakapan tak resmi) dan media tulis (media komunikasi bulanan, brosur, dan pengumuman). Di pihak lain , buruh merespon kebijakan yang di pilih dan manajer organisasi , dalam sikap dan tindakan.
            Ada enam aspek yang di jadikan pusat perhatian para ahli yaitu:
1.      Konseptualisasi Jhon P. Kotter dan James L. Haskett mengenai budaya oraganisasi dikatakan sebagai seperangkat nilai, norma, presepsi, dan pola perilaku yang di ciptakan atau dikembangkan dalam sebuah perusahaan.
2.      Konseptualisasi Gede Prama mengenai keberadaan budaya organisasi yang ikatkan sebagai gincu dan sabun mandi.
3.      Konseptualisasi Yio Cheki, Rachmadi A. Triono, Richard C. Snyder dan Stephen Robbins mengenai perekayasaan budaya organisasi.
4.      Konseptualisasi Umar Kayam dan Sjamsir Kadir mengenai budaya organisasi sebagai suatu proses dialektika yang dinamis.
5.      Konseptualisasi Umar Kayam, Franz Magnis-Suseno, Yio Cheki, dan Rika Adiwoso Suprapto mengenai budaya organisasi sebagai refleksi budaya bangsa.
6.      Konseptualisasi Franz Magnis-Suseno mengenai budaya organisasi sebagai memperkuat organisasi dalam menghadapi tantangan.
D.    Preferensi manajer dan karyawan dalam mempertahankan budaya organisasi
Ada dua pandangan yang berbeda mengenai dinamika budaya organisasi. Di satu pihak , Umar Kayam, Franz Magnis-Suseno, dan Sjamsir Kadir termasuk pakar yang mendukung pandangan bahwa budaya organisasi bersifat dialektis dan dinamis. Di pihak lain, Rachmadi A. Triono termasuk pakar yang memandang budaya organisasi bersifat statis.
Menurut Kayam kebudayaan adalah suatu proses dialektika yang dinamis. Ia bergerak beproses lewat dialog atau konflik tawar menawar antara berbagai tesis dana antitesis untuk selanjutnya mencapai suatu penyesuaian yang di sebut sintetis.
            Kadir menyatakan budaya organisasi dapat stabil beberapa waktu, tetapi tidak pernah statis.
E.     Perubahan dan perbaikan budaya organisasi
Budaya organisasi sangat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi perlu selalu di sesuaikan dengan perkembangan yang di hadapi organisasional. Penelusuran kebutuhan akan perubahan budaya organisasi harus dilakukan sejak awal, karena itu proses perubahan budaya perlu waktu lama untuk menghasilkan. Semakin lama menunggu untuk melakukan proses, akan semakin sulit tugasnya. Implikasi penundaan perubaha budaya organisasi dapat bervariasi,adalah:
1.      Rendahnya moral staff
2.      Pergantian staff tinggi
3.      Meningkatkan keluhan pelanggan
4.      Kehilangan bisnis peluang
5.      Rendahnya produktifitas
6.      Lambatnya respon terhadap perubahan
7.      Rusaknya kinerja perusahaan
8.      Perilaku dan praktik tidak sehat di tempat kerja
Untuk itu di perlukan langkah-langkah menuju perubahan organisasi dengan cara :
1.      Menetapkan visi yang jelas dan arah strategis
2.      Mengenmbangkan pengukuran kinerja yang jelas
3.      Tindak lanjut menuju pada pencapaian tujuan
4.      Menghargai kinerja atas dasar keadilan
5.      Menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan transparan
6.      Menghapus politik dalam perusahaan
7.      Mengembangkan team spirit yang kuat melalui sejumlah core values.
Untuk melakukan perubahan dalam budaya organisasi perlu di perhatikana hal-hal sebagai berikut.:
1.      Visi sebagai inspirasi. Budaya organisasi yang sukses dapat menerima lingkungan yang kompetitif dalam semua tingkat dimensi.
2.      Manajemen perubahan kreatif. Perubahan yang kreatif adalah perubahan yang di dukung oleh adanya inovasi;  dan inovasi yang berkembang adalah dalam bidang teknologi. Inovasi teknologi dan pembagian kerja meningkatkan permintaan akan pengetahuan teknis pada semua tingkatan dan konsekuensinya orang harus lebih banyak berfikir dari pada melakukan.
3.      Manajemen berbasis nilai. Kita cenderung berfikir tentang kreativitas sebagai menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Adapun maksud dari value manajement adalah untuk memastikan bahwa strategi manajer dan pilihan manajemen memberikan dampak langsung pada kinerja bisnis dan nilai pasarnya.
4.      Unsur pelaksana. Adapun sistem perbaikan budaya yang disarankan kepada manajer, yang penting adalah bagaiman mempengaruhi bottom line, yaitu unsur pelaksana yang berada di garis depan.
5.      Transformasi kultural melalui keunggulan bisnis.
6.      Model keunggulan bisnis eropa
7.      Portofolio manajemen budaya.
Share:

Tuesday 23 August 2016

proses terbentuknya budaya organisasi



Proses Terbentuknya Budaya Organisasi
A.    Proses Terbentuknya Budaya Organisasi
Budaya organisasi tidak muncul seketika sewaktu oraganisasi itu terbentuk, tetapi melalui berbagai tahapan dan proses yang panjang. Nawawi (1998:84) “tantangan yang di hadapi pengusaha di Negara berkembang relative lebih berat karena budaya bisnis di lingkungan organisasi atau perusahaan lebih banyak di gantungkan pada pimpinan tertinggi, yang biasanya adalah pemilik perusahaan (pengusaha).
Tantangan yang di hadapi dalam menumbuh kembangkan budaya organisasi, di antaranya:
1.      Tantanga ekstern atau lingkungan.
Tantangan ini merupakan kekuatan dari luar yang mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ex: perubahan yang cepat, keragaman tenaga kerja, globalisasi.
2.      Tantangan intern
Adalah masalah di dalam organisasi mengenai SDM yang dapat menghambat usaha perwujudan eksistensinya sebagai organisasi yang kompetitif. Ex: posisi organisasi dalam bisnis yang kompetitif, fleksibilitas, pengurangan tenaga kerja.
            Secara teoritis proses terbentuknya budaya organisasi melalui beberapa teori, yaitu:
1.      Teori sociodynamic
Teori ini mendasarkan pada pengamatan secara detail mengenai kelompok pelatihan, kelompok tetapi dan kelompok kerja yang mempunyai proses interpersonal dan emosional guna membantu menjelaskan apa yang di maksud dengan share terhadap pendangan yang sama dari suatu masalah dan mengembangkan share tersebut.
2.      Teori kepemimpinan
Menekankan hubunga pemimpin dengan kelompok anggota organisasi dan pengaruh gaya pemimpin terhadap formasi kelompok anggota organisasi yang relevan dengan minitik beratkan pada proses pembentukan budaya organisasi.
3.      Teori pembelajaran
Menyatakan bahwa budaya organisasi di ciptakan oleh pemimpin dan salah satu fungsi pemimpin yang sangat menentukan adalah kreasi, manajemen dan jika perlu bisa merusak budaya.
B.     Transformasi Budaya
Tujuh langkah yang diperlukan untuk melakukan transformasi cultural, yaitu:
1.      Mengamati beberapa kecenderungan lingkungan yang akan mempunyai damapak terbesar pada organisasi dimasa depan
2.      Mempertimbangkan implikasi dari kecenderungan tersebut
3.      Meninjau kembali misi dan menyempurnakanya
4.      Meninggalkan hirarki lama dan menciptakan struktur dan system manajemen yang fleksibel dan cari yang melepaskan energy orang
5.      Menantang asumsi, kebijakan,dan prosedur dan hanya menjaga yang mencerminkan masa depan yang diinginkan
6.      Mengomunikasiakn beberapa pesan yang memaksa yang memobilisasi orang sekitar misi,tujuan,dan nilai-nilai
7.      Membubarkan tanggung jawab kepemimpin terhadap organisasi pada setiap tingkatan.
C.     Pengaruh Budaya Internal
Dalam pemahaman budaya organisasi secara perinci diperlukan pengetahuan tentang elemen internal budaya organisasi (internal culture), yaitu:
1.      Lingkungan organisasi
Menurut Caldwell (1970) lingkungan usaha adalah keseluruhan yang mengitari, termasuk yang dikitari, yaitu manusia yang bersangkutan.
Lingkungan dapat berfungsi sebagai sumber daya(SD), dapat dibedakan menjadi:
·         Lingkungan alam yang berfungsi sebagai SDA
·         Sumber daya manusia (SDM)
·         Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan(SDB)
2.      System nilai
Menurut Danadjaja (1986:22) nilai adalah pengertian yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting, apa yang lebih baik atau kurang baik dan apa yang lebih benar atau kurang benar.
Kategori nilai yang penting, misalnya diberi skala:
a)      Yang terpenting
b)      Yang lebih penting
c)      Yang penting
d)     Yang kurang penting
e)      Yang tidak penting
3.      Kepahlawanan
Sering dimanfaatkan untuk mengajak seluruh sumber daya manusia mengikuti nilai-nilai budaya yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang ditunjuk perusahaan sebagai tokoh panutan.
4.      Upacara
Menurut Susanto (1997: 11-12) kegiatan yang bersifat ritual tersebut tidak harus dilakukan besar besaran, kadang dilakukan secara sederhana saja, tetapi yang menjadi ukuran kekuatan budaya tersebut adalah frekuensi atau rutinitas acara tersebut dilakukan.
5.      Jaringan kultural
Elemen ini secara informal dapat dikatakan sebagai jaringan komunikasi di dalam perusahaan yang dapat dijadikan sebagai”pembawa atau penyebar” nilai-nilai budaya perusahaan.
D.    Pengaruh Budaya Luar
Sebuah organisasi memerlukan tiga unsure mampu memenangkan persaingan, yaitu : Struktur, SDM,dan system pengaturan kerja. Ketiga unsur tersebut harus tertata rapi.hal itu menunjukan betapa penting “pola tim kerja tiga tingkat”. Inti sarinya yaitu apabila terjadi kerancuan antara atasan dan bawahan langsung, maka atasan lebih tinggi dapat member keputusan secara efektif dan efisien. Secara diagramatis rumusan itu dapat digambarkan sebagai berikut: 
            LoW(level of work) = AC (Applied Capasity)
E.     Masukan Budaya Oragnisasi
Dalam pembentukan budaya organisasi harus memperhatikan berbagai masukan dari berbagai pihak. Hal yang penting yang harus di perhatikan itu adalah:
·         Pendiri organisasi
·         Pemilik organisasi
·         Sumber daya manusia
·         Pihak yang berkepentingan
·         masyarakat
F.      Penciptaan dan Dinamika Budaya Organisasi
Beberapa unsur budaya korporat yang terbentuk banyak ditentukan oleh beberapa hal antara lain:
a)      Lingkungan usaha
b)      Nilai nilai merupakan konsep dasar dan keyakinan suatu organisasi
c)      Penjutan atau keteladanan
d)     Upacara
e)      Network
Sosialisasi budaya kepada para karyawan dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yang dinilai berhasil sebagaimana di atas, yaitu melalui:
a)      Cerita
b)      Ritual
c)      Lambing materi
d)     Bahasa


Share:

BTemplates.com